Banda aceh, maret
2009
Penambal Gulita
Oleh Ramadhan
Dari barat ia menatap bumi dengan senyuman
Menatap alam yang manis
Mensensor insan yang berkelana
Mengajak pepohonan bercengkrama dengannya
Bumi panik…
Tatkala ia berdiri tegak
Kemarahannya mengagetkan seluruh jagad
Memanggang wajah yang merah
Mengeringkan samudra yang luas
Dia…
Tetap nongkrong, melotot sang penghuni yang berpijak di
bumi Ilahi
Subhanallah…sinarnya yang tajam menembus dan menambal
gelapnya gulita
Perlahan redup, seakan ke peraduannya
Petangpun hadir
Sinarnya kembali menawan alam yang manis dengan sejuta
pesona
Alam tersenyum memeluk sinar tembaga
Mengapa alam bersedih?
Sinar sang surya meredupkan petang
Membawa lari emas yang bercahaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar